OPINI, SEKILASINDONESIA.ID – Pemilihan Umum yakni Pemilu Nasional, Pemilu serentak bakal digelar tahun 2024 nanti diseluruh wilayah Indonesia. Agenda tahun 2024 menjadikan semua Partai politik termasuk Partai yang baru lahir terus melakukan konsolidasi demi mencari simpati rakyat untuk kemenangan mereka dalam perjuangan dan pada akhirnya mewarnai dunia perpolitikan Indonesia selanjutnya.
Tahun 2024 melahirkan rencana pemilu yang akan menggunakan 5 kotak suara di mana seluruh rakyat Indonesia akan memilih 4 perwakilan mereka yakni DPRD Kabupaten Kota, DPRD Provinsi, DPR Pusat dan DPD RI dan 1 kotak untuk paket suara Presiden dan Wakil Presiden.
Hal tersebut cukup. membutuhkan energi untuk dapat menyakinkan rakyat dalam usaha pemenangan partai, belum lagi rencana pemilihan anggota legislatif dengan sistem terbuka atau tertutup. Jika saja disepakati sistem proposional tertutup maka artinya separuh bahkan sepenuhnya “jiwa” suara rakyat ditentukan oleh peran partai. Artinya, siapa yang mendapatkan suara banyak belum tentu dia akan terpilih, berdasarkan nomor urut 1 atau 2, semoga saja sistem terbuka, agar siapapun yang memiliki suara terbanyak maka dia akan terpilih.
Sistem pemilu tahun 2024 membutuhkan strategi tidak hanya pada satu arah tetapi berbagai arah, agar benar-benar mendapatkan hasil yang maksimal dan kemenangan bagi rakyat yang sesungguhnya. Baik strategi dengan pendekatan langsung atau pengunaan media masing-masing memiliki kekuatan tersendiri dalam meraih simpati rakyat sebagai pemilih.
Berbicara politik menjelang Pemilu serentak 2024, Salah satu wilayah tengah Indonesia yakni di Kabupaten Muna dan Muna Barat (Mubar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) semangat dan antusias warga sangat besar mendiskusikan sosok dan tokoh yang layak dan tepat menjadi calon Bupati dan Wakil Bupati yang bakal didukung dan dipilih pada pemilihan nanti tahun 2024.
Salah tema yang dihembuskan dan didiskusikan warga Muna dan Muna Barat adalah adanyan Transformasi dan Kolaborasi Rajiun Tumada dan Ridwan Bae pada Pilkada 2024. Siapa yang tidak mengenal dua sosok tokoh politisi ini, dua tokoh ini memiliki karir politik yang luar biasa. Ridwan Bae merupakan mantan Bupati Muna 2 periode dan saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI. Dimasa pemerintahannya, Ridwan Bae melakukan beragam pembangunan yang saat ini dinikmati oleh seluruh warga Muna.
Sementara itu sosok tokoh politisi Rajiun Tumada merupakan Mantan Bupati Muna Barat yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lemkari Sultra dan Ketua MPW pemuda Pancasila Sultra. Rajiun Tumada dikenal sebagai tokoh pelopor pembangunan Muna Barat. Beliau dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, disiplin, humanis dan visioner. Dimasa pemerintahannya, Rajiun Tumada telah melakukan beragam pembangunan yang saat ini telah dinikmati seluruh warga Muna Barat.
Terkait kabar dan isu Transformasi dan Kolaborasi Rajiun Tumada dan Ridwan Bae di Pilkada Muna dan Muna Barat akan menjadi poros baru dalam politik. Dan ini memang terjadi maka akan menjadi big power menuju kemenangan seperti perkataan bijak oleh Mattie Stepanek bahwa “Persatuan adalah kekuatan. Ketika ada kerja sama tim dan kolaborasi, hal-hal indah dapat dicapai.”
Henry Ford pun berkata “Kebersamaan itu seperti permulaan, kemudian menjaga kebersamaan merupakan kemajuan dan bekerja bersama merupakan keberhasilan.”
Rajiun dan Ridwan memiliki puluhan militansi, simpatisan dan pendukung fanatik yang tersebar di Muna dan Muna Barat. Jadi
Transformasi dan Kolaborasi Rajiun Tumada dan Ridwan Bae merupakan perpaduan kekuatan “Avatar” perpaduan lima unsur kekuatan. Jadi, jika kekuatan “Avatar” ini menyatu maka sulit akan diserang dan dikalahkan.
Politik itu adalah strategi menggapai/mencapai kekuasaan. Politik itu adalah intrik, dinamis dan elastis. Politik itu tidak memandang siapa saja, lawan jadi kawan. Dan dilarang Baper dalam politik. Kita adalah makhluk Tuhan yang diciptakan saling menghargai dan menghormati dalam bingkai persatuan dan kesatuan. Salam NKRI.
Penulis: LM Sacriel, S. Sos (Mantan Ketua Formad dan Mantan Anggota MPM UHO)