Daerah

Peringati Hari Konservasi Sedunia, Pepelingasih Babel Tanam 1000 Bibit Mangrove di Pantai Batu Ampar

×

Peringati Hari Konservasi Sedunia, Pepelingasih Babel Tanam 1000 Bibit Mangrove di Pantai Batu Ampar

Sebarkan artikel ini

Sekilasindonesia.id ||BANGKA – Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Sedunia, kelompok Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepelingasih) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melakukan penanaman seribu bibit pohon Mangrove di Pantai Batu Ampar Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Minggu (07/08/22).

Kegiatan yang mengusung tema pemuda dalam mengatasi problematika perairan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian pemuda terhadap lingkungan.

Click Here

Ketua Panitia Pelaksana, Ahmad Juliyanta berharap semoga kegiatan ini bisa mendorong generasi muda lebih semangat dalam melestarikan lingkungan.

“Dengan adanya kegiatan ini, kami harap bisa menginspirasi para pemuda lainnya untuk peduli dengan lingkungan yang asri dan bersih,” tuturnya.

Semantara itu, Pembina Pepelingasih Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Elli Rebuin mengatakan, dulu di kawasan Pantai Batu Ampar, banyak sekali tanaman mangrove, akan tetapi karena terdampak aktivitas penambangan, akhirnya kawasan tersebut menjadi gundul.

“Kita ingin menghijaukan kembali daerah (Kawasan Pantai Batu Ampar-Red) ini sesuai program pemerintah Hijau Biru Babelku. Kita harapkan upaya penanaman mangrove ini terus dilakukan secara kontinu, karena tingkat kerusakan hutan mangrove di Babel saat ini semakin hari semakin meningkat,” kata Elli Rebuin.

Elli menambahkan, suhu udara saat ini semakin panas. Kenaikan suhu setiap tahun juga semakin meningkat akibat berkurangnya pohon-pohon di alam dan aktivitas manusia yang semakin meningkat. Menurut Elli, kondisi alam di Bangka Belitung saat ini sedang tidak baik-baik saja, karena ada yang salah dalam pengelolaan lingkungannya

“Bandingkan saja, di tahun 90-an suhu udara paling tinggi 28 derajat Celcius, tahun 2000-an makin meningkat mencapai 32 derajat Celcius, bahkan sampai 35-37 derajat Celcius,” jelasnya.

Elli mengharapkan, dengan melakukan penanaman Mangrove, dapat mengontrol serta mengurangi laju kerusakan alam yang terjadi. Tak lupa ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian alam.

“Kita juga tidak menyalahkan pertambangan, karena hal itu juga banyak menghidupi masyarakat Babel. Sekarang ini, bagaimana kita mengontrol laju kerusakan alam yang ada, salah satunya dengan upaya penanaman mangrove seperti ini,” pungkasnya.

Kegiatan ini penanaman seribu bibit Mangrove ini melibatkan ahli mangrove, yakni Arthur dari Kelompok Kerja Mangrove Babel (KKMB) serta berbagai komunitas pencinta alam antara lain Mapala Cesas Stisipol Pahlawan 12, Himasper UBB, Saka Kalpataru DLH Bangka, Sekolah Adiwiyata SDN 21 Sungailiat, Kompas UBB, Delta Alur, Alobi, Kompas IAIN, Sekolah Langit Bisa, KPH Bersinar, KPH Sinar Abadi, KPH Sinar Jaya, BPDAS Cerucuk dan kelompok peduli lingkungan lainnya.(Red)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d