Daerah

Desa Bonto Jai Menjadi Salah Satu Titik dari 7 Titik se Indonesia ‘Aksi Muda Jaga Iklim’

×

Desa Bonto Jai Menjadi Salah Satu Titik dari 7 Titik se Indonesia ‘Aksi Muda Jaga Iklim’

Sebarkan artikel ini

BANTEANG – Yayasan Ekosistem Nusantara (Econusa) melalui program Penjaga Laut dan Defending Paradise melaksanakan #AksiMudaJagaIklim di 76 titik se Indonesia, mengusung tema “Jang Moeda Jang Beraksi Jaga Iklim” yang akan berlangsung serentak pada momentum hari sumpah pemuda 28 Oktober 2021.

Econusa menggandeng pemuda lokal di setiap daerah sebagai penyelenggara acara dengan kolaborasi komunitas dan lembaga kepemudaan.

Click Here

Koordinator #AksiMudaJagaIklim Bantaeng, Resky Akmal mengungkapkan bahwa sejak dilakukan persiapan beberapa hari lalu itu disambut baik oleh para pemuda Bantaeng,
“Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya dukungan melalui pelibatan diri dan lembaga, sampai dua hari jelang kegiatan ada dua puluh lebih komunitas yang turut serta,” ujarnya

Kepada awak media, Resky sapaan akrabnya lebih lanjut mengatakan menjelang kegiatan yang akan dipusatkan di Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng tim telah melakukan rapat teknis, Rabu malam, 26 Oktober 2021.

“Rapat tersebut kita gelar di Kantor Desa Bonto Jai bersama kawan-kawan Karang Taruna yang dihadiri langsung oleh bapak Amiluddin selaku kepala desa, semalam (Selasa malam) berdiskusi banyak hal tentang persiapan kegiatan dan berlanjut pada pembahasan seputar kepemudaan,” jelas Resky Amal.

Kepala Desa Bonto Jai, Amiluddin pun menyampaikan terima kasih dan sangat mengapresiasi kegiatan #AksiMudaJagaIklim,
“Kegiatan ini perlu disambut baik, menariknya karena dimotori oleh para anak-anak muda. Hal-hal seperti ini semoga dapat berkelanjutan dan dapat merangkul lebih banyak pemuda untuk berpartipasi mengingat pentingnya kepedulian terhadap lingkungan,” harap Amiluddin.

Leader WCD sekaligus koordinator wilayah penjaga laut Sulsel, Rahima Rahman lebih jauh menerangkan bahwa kegiatan tersebut merupakan aksi dalam menyongsong Conference of the Parties ke 26 (COP26), hal ini dimulai sejak konvensi PBB diberlakukan pada 21 Maret 1994.

“Forum ini adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara yang membicarakan perubahan iklim dan memetakan peran setiap Negara di dunia untuk menangani hal tersebut,” kunci Rahima Rahman.(*)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d