Daerah

Forkopimda Babel Betuk Satgas Penanganan Covid-19

×

Forkopimda Babel Betuk Satgas Penanganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – Empat Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang dibentuk Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memaparkan sejumlah rencana aksi yang akan dilakukan kepada Gubernur Erzaldi Rosman di Ruang Tanjung Pendam Kantor Gubernur, Jumat (20/8/21).

Adapun empat satgas tersebut yakni Satgas Tracing dan Tracking, Satgas Vaksin, Satgas Isoter dan Satgas Oksigen.

Click Here

Diawali dengan satgas vaksin yang dipimpin oleh Wakapolda Babel, Brigjen Pol Umardani. Jendral bintang satu tersebut memaparkan kondisi saat ini tenaga vaksinator berjumlah 938 orang, dan jumlah gerai vaksin sebanyak 88 titik lokasi. Dengan target 20.000 vaksinasi/hari dibandingkan dengan jumlah penduduk Babel sebanyak 1.137.824 jiwa maka dibutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan untuk mencapai herd imunity di Babel.

“Itu belum ditambah dengan tambahan vaksinator dari BKKBN sebanyak 169 orang. Kami berharap target dua bulan dapat terealisasi asalkan proses vaksinasi dilakukan tidak sendiri-sendiri, namun bersinergi antara TNI, Polri, dan Pemda,” ungkapnya.

Dalam satgas vaksin sendiri terdiri dari subsatgas, yakni subsatgas edukasi dan sosialisasi, substagas mobilisasi, subsatgas vaksinasi, subsatgas monev, dan subsatgas pendataan dan laporan.

Berbagai stratetgi untuk menggapai capaian target vaksin diantaranya pendirian posko satgas vaksin tingkat Provinsi, Kabupaten,/Kota, penambahan gerai vaksin di tempat umum, vaksinasi keliling, vaksinasi pada kelompok masyarakat, mobilisasi oleh 4 pilar di Kelurahan/Desa (Babinsa, Bhabinkantibnas, Kades/Lurah, dan tokoh masyarakat), menambah tenaga vaksinator dan administrator, serta membuat Satgas tingkat Kabupaten/Kota.

Dilanjutkan Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Fazar Supriadi Sentosa selaku Kasatgas Tracing dan Tracking. Dirinya menjelaskan SOP pelaksanaan tugas tracer Covid-19 dimulai dari wawancara kasus terkonfirmasi dan kontak erat, kemudian wawancara kontak erat, selanjutnya pengelompokan hasil testing dan pemantauan isolasi kontak erat.

“Kami melaksanakan pendampingan testing dan memastikan proses testing berjalan dengan tertib, serta memastikan kontak erat melaksanakan isolasi dan karantina,” ujarnya.

Dengan jumlah petugas tracing sejumlah 2.408 yang terdiri dari Babinsa, Bhabinkantibnas, dan kader, ditargetkan setiap tracer akan melakukan tracing minimal 15 kontak erat pada setiap 1 kasus konfirmasi positif.

Rencana satgas tracing ke depan yakni melakukan sosialisasi pemanfaatan aplikasi Silacak, penguatan posko PPKM Mikro, turun ke wilayah zona merah, serta mendorong setiap desa diharapkan memiliki isoter.

Mikron Antariksa selaku Kasatgas Isoter memaparkan update data isoter sejumlah 43 lokasi, dengan kapasitas tempat tidur 1.236 buah. Hingga saat ini keterpakain jumlah tempat tidur sebanyak 447 tempat tidur.

“Kriteria penghuni isoter yakni pasien OTG bergejala ringan atau atas rekomendasi tenaga kesehatan yang berewenang,” ungkapnya.

Terakhir, Asisten III Babel, Dr Mulyono yang menjabat sebagai Kasatgas oksigen menerangkan data perusahaan suplier oksigen per Agustus 2021, diantaranya PT. Igas Multi Industri dengan kapasitas 700 Tab 6m³ / hari, PT. Gasigen Bangka Pratama dengan kapasitas 300 Tab 6m³ / hari, PT. Oksigen Prima Lestar dengan kapasitas 400 Tab 6m³ / hari, dan PT. Target Jayanti dengan kapasitas 200 Tab 6m³ / hari.

“Sehingga total suplier oksigen di Babel sejumlah 1600 Tab 6m³ / hari,” ungkapnya.

Setelah mendengar paparan dari ke empat satgas, Gubernur menyambut baik rencana tersebut. Dengan target 20 ribu vaksinasi per hari, gubernur mewanti-wanti seluruh stakeholder untuk bekerja sesuai tupoksi dan dilakukan secara serius agar pandemi Covid-19 di Babel segera landai.

Disamping itu gubernur menyoroti langkah percepatan vaksinasi, yakni selain melaksanakan vaksinasi di faskes, namun juga dilaksanakan di tempat umum dan keramaian dengan proses jemput bola dan apabila telah divaksin langsung didata pada aplikasi P-Care Vaksinasi, agar jumlah tervaksin terdata ke Pemerintah Pusat.

“Saya misalkan, Presiden mewacanakan sekolah akan diselenggarakan proses belajar tatap muka namun bagi siswa yang telah divaksin, maka kita buka gerai vaksinasi di sekolah,” jelasnya.

Gubernur juga menerangkan dalam proses vaksinasi dipusatkan dulu di zona merah. Ia menerangkan, saat ada wilayah yang memiliki kasus penyebaran Covid-19 cukup tinggi, petugas Satgas Covid-19 melakukan survei. Selanjutnya, mereka menggelar vaksinasi dengan terpusat setelah itu menyebar ke daerah sekitarnya.

“Jelas daerah yang zona merah relatif padat penduduk memiliki risiko penularan lebih tinggi jadi memang kemungkinan besar akan diprioritaskan,” ungkapnya.

 

Penulis : Budi

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d