Daerah

Gadis cilik Usia 4 Tahun Derita Tumor Mata, Butuh Uluran Tangan Dermawan

×

Gadis cilik Usia 4 Tahun Derita Tumor Mata, Butuh Uluran Tangan Dermawan

Sebarkan artikel ini

TAKALAR – Malang nasib Putri Agustina, gadis cilik berusia 4 tahun , anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Muh Amin Dg Tunru dan Sukawati Dg Ngati. Sudah 2 tahun lamanya gadis cilik asal Dusun pa’jenekang, Desa Su’rulangi, Kecamatan Polongbangkeng Selatan(Polsel), Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, hidup dalam kondisi memprihatinkan, lantaran menderita tumor ganas dimata kanannya.

Sang ayah yang berprofesi sebagai buruh tani menuturkan awalnya tumor ganas yang diderita Putri Agustina berada dibagian mata kanannya Penyakit tersebut diketahui setelah muncul benjolan dan berair seperti darah menetes.

Click Here

“Waktu itu sempat menjalani perawatan di rumah, namun karena kondisinya yang sudah semakin parah, akhirnya saya bawa dia RS Dr Wahidin diMakassar, namun tertunda karena tak punya biaya untuk dioperasi karena pada waktu itu tidak mempunyai dana karna saya tidak memiliki kartu indonesia sehat ( KIS) dan pihak rumah sakit menyarankan untuk diuruskan BPJS mandiri atau prabayar dan setelah itu saya bawa lagi ke RS wahidin makassar untuk dioperasi matanya namun Dokter bilang tidak bisa dioperasi karna resikonya tinggi karna masih balita”,ucapnya

Dan saya lanjutkan dengan kemoterapi beberapa kali dengan menggunakan dana pinjaman tetangga ,” katanya kepada wartawan yang berkunjung kerumahnya, jum’at(06/08/21).

Usai menjalani kemoterapi Putri Agustina masih berulang kali melakukan pemeriksaan ke dokter, namun tidak ada perubahan dana juga tidak memadai ,” ujarnya.

Amin Daeng Tunru, mengaku enggan melanjutkan pengobatan anaknya dengan jalan kemoterapi. Putri Agustina akhirnya dibawa pulang ke kampung halaman dan melajutkan pengobatan secara herbal.

Walau sedih dan prihatin, Daeng Tunru mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk kesembuhan anaknya. Penghasilannya sebagai buruh tani sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Sekarang saya hanya bisa berdoa sembari berharap ada yang peduli dan mau memberikan bantuan untuk biaya pengobatan anak saya,” ujarnya.

Daeng Tunru juga tertimpa dilema selain anaknya butuh biaya pengobatan dia juga harus siap siap membongkar rumahnya untuk dipindahkan ketempat lain karna lahan yang ditempati selama ini adalah lahan milik PTPN/Pabrik Gula Takalar.

Saya juga dilema saat ini dilain sisi saya bekerja keras mencari uang untuk biaya anakku berobat dilain sisi rumahku ini saya siap siap untuk mengbongkarnya untuk dipindahkan ketempat lain karna sudah beberapa kali datang pihak PTPN untuk menyuruh bongkar rumah ini, karna lahan ini adalah milik PTPN, jadi saya sangat dilema saat ini,” ucapnya sedih.

Reporter: Suherman Tangngaji

 

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d