Lampung Timur

Babinsa Kodim 0429/Lamtim Terima Pembekalan 3T dan PPKM Skala Mikro dari Denkesyah Bandar Lampung

×

Babinsa Kodim 0429/Lamtim Terima Pembekalan 3T dan PPKM Skala Mikro dari Denkesyah Bandar Lampung

Sebarkan artikel ini

LAMPUNG TIMUR – Kegiatan pembekalan 3T (Test,Tracing dan Treatment) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro oleh tim dari Denkesyah 02.04.03 Bandar Lampung berlangsung di Aula Makodim 0429/Lamtim Jl. Soekarno Hatta, Desa Mataram Marga, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Rabu (28/4/2021).

Adapun tim dari Denkesyah,Pasiminkes Denkesyah 02.04.03 Lettu Ckm Fransisco dan Pauryankes Denkesyah 02.04.03 Letda ckm kwd Dr.Wijayati Betrix.

Click Here

Hadir dalam acara pembekalan, Kasdim 0429/Lamtim Mayor Kav.Joko Subroto,PasiOps Lettu Inf. M Syadri, Danramil Pekalongan Kapten Inf Jumingan,Danramil Sribhawono kapten Arm.Adi Hernizam serta Babinsa jajaran Kodim.

“Komandan Kodim berpesan agar seluruh Babinsa yang hadir dalam pembekalan 3T dan PPKM Mikro untuk menyimak dan melaksanakan apa yang nanti di berikan dari pihak Denkesyah 02.03.04 Bandar Lampung,” ujar Kasdim Mayor Kav.Joko Subroto.

“Dengan harapan apa yang disampaikan bisa tertransfer kepada seluruh Babinsa,sehingga saat melaksanakan tugas dilapangan bisa berjalan dengan baik,” tandasnya.

Pada kesempatan tersebut Letda Ckm.Dr.Wijayati Betrix mengatakan,”upaya 3T atau tindakan melakukan tes COVID-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment) adalah salah satu upaya utama penanganan COVID-19.

Selain itu,terus disiplin 5M (Memakai masker dengan benar,Mencuci tangan,Menjaga jarak dan Menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas) serta vaksinasi Covid-19.

Masih dikatakan Dr. Wijayanti,”3T berbicara tentang bagaimana kita memberikan notifikasi atau pemberitahuan pada orang di sekitar kita untuk waspada. Jadi memang ada satu proses yang tidak hanya melibatkan individu tapi juga orang yang lebih banyak,”

3T terdiri dari tiga kata yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). pemeriksaan dini menjadi penting agar bisa mendapatkan perawatan dengan cepat. Tak hanya itu, dengan mengetahui lebih cepat, kita bisa menghindari potensi penularan ke orang lain.

Lalu, pelacakan dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif COVID-19. Setelah diidentifikasi oleh petugas kesehatan, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut. “Seandainya ketika dilacak si kontak erat menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan tes, kembali ke praktik pertama (testing)

Kemudian, perawatan akan dilakukan apabila seseorang positif COVID-19. Jika ditemukan tidak ada gejala, maka orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah. Sebaliknya, jika orang tersebut menunjukkan gejala, maka para petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah.

Salah satu faktor yang menghambat kampanye 3T adalah ketakutan atas stigma masyarakat. Pemerintah perlu menghimbau masyarakat agar tidak mengucilkan pasien positif COVID-19, namun memberikan dukungan dan keprihatinan agar stigma negatif di mata publik bisa menghilang.

Ada beberapa strategi yang dilaksanakan pemerintah untuk memperkuat upaya perubahan perilaku di masyarakat yakni, kampanye 3M, sedangkan 3T dengan melakukan deteksi awal penyebaran COVID-19 dengan testing dan tracing yang tepat sasaran, sementara untuk treatment pemerintah memperkuat manajemen perawatan pada pasien COVID-19.

Siapakah yang menjadi Tracer ? “Tracer adalah petugas yang melakukan pelacakan Kontak, Tracer ini berasal dari petugas kesehatan maupun masyarakat seperti Babinsa, Bhabinkamtibnas, Pol PP dan petugas Protokol kesehatan lainnya.

Meskipun sudah di vaksin COVID-19 perilaku 3M dan 3T harus tetap dijalankan, kebiasan terhadap 3M dan 3T harus tetap kita jalankan sampai pemerintah benar-benar memberikan informasi bahwa COVID-19 sudah tidak ada

Saat ini 3M masih satu-satunya cara “vaksin” paling ampuh. Jadi kita harus konsisten dan jangan lengah untuk melakukan 3M. Bersamaan dengan itu kita semua serta masyarakat harus mendukung pelaksanaan 3T, terutama dalam hal testing. Karena apabila masyarakat tidak mau melakukan testing, maka tracing tidak akan terjadi. (Ril)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d