TAKALAR – Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan badan Litbang pertanian Kementerian Pertanian
Sedang melaksanakan survei dinamika rantai nilai jagung sebagai akibat dari pandemik Covid-19 di Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar,Senin(19/10/20).
Tujuannya untuk memotret dinamika rantai nilai tani usaha jagung dalam kondisi pandemik Covid-19.
Kegiatan tersebut didanai oleh kementerian keuangan Skema Rispro Prioritas Riset Nasional.
Dr. Nuning Argosubekti,S.P.M,SC.dari bidang penelitian pemuliaan dan genetika tanaman menjelaskan “kegiatan ini adalah analisis kebijakan inovasi jagung yang mana tahun ini sudah 2 provinsi yang kami datangi diantara pertama di Jawa Barat, kedua di Sulawesi Selatan kemudian bulan November nanti kami akan berkunjung di Nusa Tenggara Barat,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan “Dan kami bekerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan kegiatan ini diantaranya dengan balai penelitian tanaman Serealia di Maros yang memang menagani penelitian penaganan jagung,”
“Kemudian juga dari balai pengkajian teknologi pertanian dari Makassar.Kedua institusi ini adalah sama-sama dibawa balai penelitian dan pengembangan pertanian,”
“Dimana survei hari ini di Marbo dari 25 Responden yang kami dapatkan sebagian besar mengeluhkan diharga, mereka mengalami penurunan harga jual jagung pipil kering dari biasanya dari angka 4 ribu perkilogram sekarang turun menjadi 3 ribu bahkan kurang dari 3 ribu,”
“Jadi yang perlu diperhatikan pemerintah dalam hal ini,kami berusaha memotret itu kemudian dirumus semacam rekomendasi kebijakan dan membantu menetralisir kembali rantai nilai jagung,” pungkas Dr. Nuning Argosubekti,S.P.M,SC.
Reporter : Muh Aras