Opini

Covid-19 Menimbulkan Perubahan Sosial

×

Covid-19 Menimbulkan Perubahan Sosial

Sebarkan artikel ini
Penulis : Firman

OPINI –Ada apa dengan pandemi covid-19? Covid-19 menjadi penyakit internasional yang kini telah banyak mengorbankan jiwa manusia diseluruh dunia, munculnya penyakit tersebut berawal dari wuhan hingga menyebar ke negara-negara lain termasuk negara indonesia. Penyakit ini sesungguhnya membuat masyarakat  takut akan terpapar sehingga interaksi dalam kehidupan sehari-hari ikut terbatas akibat wabah tersebut.

Dengan itu secara universal  dalam  kehidupan manusia menimbulkan terjadinya perubahan sosial, perubahan ini menyangkut masalah kemanusiaan terlihat bebera aspek yang kini menjadi sumber kebutuhan secara alami diantranya, pada sisi perekonomian, budaya dan pendidikan. Semua itu menjadi problema global.

Click Here

Saat ini perekonomian dunia telah mengalami penurunan secara drastis. Sebagaimana yang dikeluarkan oleh WHO bahwa pandemi ini tidak hanya Negara cina yang menyerangnya akan tetapi juga akan berdampak kepada negara-negara lain, Kita ketahui bahwa raksasa perekonomian dunia berada pada Negara Cina dan Amerika, selain itu kekuatan militer kedua negara tersebut tak tertandingi dari negara-negara lain.

Cina merupakan penduduk pertama terbanyak didunia, tak ada yang menyangka tentang keangkuhan atau kesombongan muncul pada siapapun sebut saja Presiden Cina xi Jinping ia perna mengeluarkan pernyataan bahwa, tak ada kekuatan lain yang bisa mengguncangkan negara cina, pernyataan itu merupakan bentuk kesombongan seorang xi Jinping, nah tidak ada yang tau bahwa ternyata ada kekuatan diluar dari kemampuan manusia terbukti saat sekarang  ini, cina telah mengalami penurunana dari sektor perekonomian secara drastis akibat covid-19. Runtuhnya perekonomian dunia tentu juga akan dialami  Negara-Negara lain.

Termasuk perekonomian indonesia yang didalmnya terdapat perusahaan-perusahaan terbesar yang sebelumnya tak ada kendala seperti PT. Pabrik rokok, mall, pasaran dan perusahaan lainnya, Tidak hanya itu tempat ibadahpun dan tempat keramaian lain yang tidak normal lagi jalannya seperti biasanya. Setiap saat cina mengalami penurunan dari sektor perekonomian maka Indonesia juga mengalami penurunan 0,2 persen.

Tak menyangka bahwa dengan kondisi seperti ini telah banyak terjadi sesuatu hal yang dapat merugikan manusia bahkan budaya atau kebiasaan saat ini telah berubah Seperti berjabak tangan, dan kebiasan-kebiasaan lain-nya pun tak berjalan dengan lancar yang awalnya dijadikan kekuatan dalam tiap diri manusia untuk selalu dilakukan.

Kebiasaan berjabak tangan dengan waktu yang tak terbatas umumnya dilakukan dalam kalangan mahasiswa saja sebab itu merupakan bentuk penghargaan antara  sesama, apa bila tidak dilakukan tentu ada rasa ketidak nyamanan sehingga budaya itu tetap menjadi prioritas dilakukan.

Namun semua itu berubah dan dialihkan pada interaksi sosial melalui media sosial yang tentu berbeda dari segi penerapan ekspresi dan pedapatan keilmuan sehingga pola pendidikan saat ini telah berubah. Hadirnya pandemi Covid-19 ini mengubah minset kita akan lebih hati-hati dan waspada penyebaran virus corona, terbukti pada bidang pendidikan bawah ia pun  ikut berubah dari segi sistem yang tentu jauh lebih baik dari sistem sebelumnya, semua itu adalah tak lain dari ulah Covid-19 yang kini membuat manusia takut berinteraksi seperti biasanya.

Perlu diketahui bahwa wabah ini tak memandang status sosial baik sikaya, simiskin, anak kecil, orang dewasa maupun orang tua akan tetap terjangkit. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (RI) bahwa umur 30 tahun ke atas lebih banyak terjangkit sebab imun tak tahan lagi.

Dengan itu Pemerintah dan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) menerapkan beberapa aturan, seperti Lokdonw, physical distensing, social distensing, sty at home, dan tentu aturan tersebut bermakna lebih baik sebab memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Namun dilain sisi juga bermakna buruk terlihat di daerah jawa dan juga daerah-daerah lain telah terjadi perbuatan kriminal alias pencurian karena ruang pekerjaan tak terbuka lagi, jarak terbatas,lain lagi kita  dianjurkan untuk tinggal dirumah saja, kemudian ada lagi PSBB dan itu semua yang menghabat pertumbuhan perekonomian di Indonesia. tak membuat kita heran pada kejadian seperti itu sebab situasi dan kondisi mendorongnya untuk berbuat sehingga berimbas pada kenakalan dan merugikan orang lain.

Apabila cara itu tidak dilakukan maka besar kemungkinan akan lebih banyak masyarakat mati bukan mati karena hanya terpapar Virus Corona akan tetapi mati karena  kelaparan sebab lokdown tak membuahkan hasil yang dapat  menutupi kelangsungan hidup masyarakat, meski demikian pemerintah menerapkan beberapa aturan seperti penjelasan sebelumnya namun dilain sisi masyarakat lebih dipermuda sebab pemerintah telah menyalurkan bantuan dalam bentuk uang sebanyak Rp. 600.000 selama tiga bulan berturut-turut seperti PKH, BLT, BANSOS dan juga berupa sembako yang sesungguhnya itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah saat ini namun semua itu belum cukup apabila hanya sekian itu yang diharapkan.

Dengan ditetapkannya aturan tersebut masyarakat pada pusing memikirkan soal pencapaian taraf hidup ekonomi terutama masyarakat yang masih dibawa garis kemiskinan sebab kebutuhan hidup usai langkah. Bagi mereka yang penghasilannya  berada pada kekuatan fisik saja tak memiliki harapan sampingan berupa gaji stansi dan hal lainnya, dalam hal penghasilan masyarakat tentu rasanya dilema antara beraktivitas dengan dirumah saja. Apabila beraktivitas maka terbuka kemungkinan akan terpapar Virus Corona dan apabila kita dirumah saja maka kebutuhan hidup “kampung tengah alias perut” mengalami kekacauan tingkat tinggi.

Covid-19 menjadi objek permasalahan dunia saat ini. Baru-baru ini Negara Cina dan Amerika Serikat (AS) saling mengklaim terhadap kehadiran virus corona ini, ironisnya kedua Negara tersebut menghebohkan masyarakat melalui media sosial akan terjadi peperangan meski hanya satu minggu saja.

Akankah besar kemungkinan terjadi peperangan? Tak ada yang dapat memastikan bahwa akan terjadi peperangan kedua Negara itu, kali ini ada dua kemungkinan muncul, pertama apabila terjadi peperangan maka sistem perekonomian dunia akan lebih berubah bahkann bisa  lebih hancur, dan yang kedua besar kemungkinan akan terjadi perang dunia ke-tiga sebab kedua negara ini saling memiliki kawanan negara lain dan tentu mereka akan ikut membantunya apabila demikian terjadi.

Namun ironisnya. Jokowidodo selaku Presiden RI telah memberlakukan kembali New Normal pada Senin 15 Juni 2020 mendatang, dengan alasan apabila semua tidak di operasikan dari pendapatan sumber perekonomian maka bangsa ini akan lebih hancur. Dengan demikian terkaan yang akan muncul jika demikian kembali normal maka peningkatan yang terpapar Covid-19 lebih tinggi dari sebelumnya diberlakukan New normal, olehnya Manusia yang prihatin tentu  akan berdo’a dan tetap mengikuti prosedur WHO.

Harapan pemerintah tentu harapan baik untuk bisa bebas dari kungkungan pandemi ini, hal itu juga harapan masyarakat pada umumnya semogah penyankit yang ganas ini bisa cepat pulang kampung (pulkam) sehingga manusia kembali aman dan segala sistem berupa kebutuhan masyarakat juga kembali stabil.

Penulis : Firman (Mahasiswa UIN Alauddin Makassar)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d