DaerahHuKrim

Warga dan Aktivis Kecewa, Proyek Bina Marga Diduga Dikerja Asal Jadi

×

Warga dan Aktivis Kecewa, Proyek Bina Marga Diduga Dikerja Asal Jadi

Sebarkan artikel ini
Pengerjaan Drainase yang diduga dikerja asal jadi. 

PANDEGLANG, SEKILASINDO.COM-
Proyek preservasi dan pelabaran jalan menuju standar ruas pesauran -Sp Labuan- Cibaliung dan Citeureup-Tanjung Lesung dengan nomor kontrak HK0203/KTR/Bv/PJW-II BTN/PPK-1/26122018.07 tanggal kontrak 26 Desember 2018.

Dengan anggaran yang tertuang dalam kontrak sebesar Rp. 119.096.150.000,- waktu pengerjaan selama 376 hari kalender dan pemilik kegiatan PPK 1 PJN II Banten. Sedangkan Penyedia barang dikerjakan oleh PT. Hutama Prima dan PT. Multhi PHI Beta, PT. Esti Yasagama dan PT. Parama Karya Mandiri KSO sebagai Konsultan supervisi di Soal Masyarakat dan LSM

Click Here

Berdasarkan hasil pantauan sekilasindo.com dini hari Jum’at (28/9/2019). Pelaksanaan pengerjaan Drainase tepatnya di Kampung Solodengen, Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten kini di soal warga setempat dan aktivis. Lantaran terbukti selain merusak akses jalan milik warga pekerjaan nya juga asal-asalan.

Dimana proyek pembangunan saluran air (Drainase) di ruas jalan Raya Labuan – Cibaliung kini sedang dalam tahap pelaksanaan, Proyek itu tidak sesuai dengan spesifikasi gambar dan mengambil kecurangan dalam pengurangan volume.

Hal itu dibuktikan dengan cara mereka memasang bahan material didalam air yang dipastikan kualitas pengerjaannya sangat buruk.

Menurut Warga setempat Koh Apin pemilik Villa di lokasi itu sangat kecawa lantaran akses jalur Villa itu, sudah di bongkar tanpa memberikan informasi.

” Jembatan jalur Villa saya di rusak tanpa ada koordinasi dulu, jelas saya kecewa. Pokoknya jalur jalan ke Villa saya harus seperti semula lagi,” pintanya.

Hal itu membuat geram Aktivis dan Lembaga setempat. Hery Ruswadi Ketua Hukum dan Ham GIB Korwil provinsi Banten.

Menurutnya pekerjaan itu sangat tidak benar karena bangunan itu sudah mencari celah dalam mengambil keuntungan, diantaranya menggunakan Pasir kali, cara aduk tidak mengacu takaran dan pengurangan Volume dampal bawah bahkan batu cadas di buat oplosan.

” Pekerjaannya itu tidak benar karena menggunakan air kotor, dan di air yang merendam material tidak di bersihkan terlebih dahulu.” ucapnya.

Sementara itu, Maman selaku Mandor tenaga kerja, mengaku bahwa persoalan ini mungkin terjadi akibat cara kerjanya para pekerja yang tidak mengacu dengan spek yang ada karena kata dia tadi sempat ada pembongkaran karena masyarakat dan aktivis menilai pekerjaan itu sudah tidak sesuai.

” Saya tidak tahu karena saya tidak memegang gambar itu, yang pegang gambar dan yang tahu spek itu Konsultan,” turut adil dilokasi pun ,Tokoh Muda Ativis JAM-P Banten ,Angkat Bicara sangat Menyayangkan Proyek yg Tidak sesuai dgan SPEK. Ucapnya. (Hadi).

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d