Uncategorized

Dibalik Kisah Korban Selamat Gempa Tsunami Sulteng

×

Dibalik Kisah Korban Selamat Gempa Tsunami Sulteng

Sebarkan artikel ini
Anto (44), tanpa mengenakan baju bersama putranya, korban selamat gempa ,duduk di teras wisma rumah sakit

MAKASSAR, SEKILASINDO.COM – Bencana besar berupa gempa menyusul Tsunami yang terjadi di wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, jumat lalu (28/9), menyisakan luka yang mendalam bagi korban dan dari pihak keluarga.

Ditemui beberapa korban selamat dari sekian banyak pasien yang menjalani perawatan intensif di wisma RS. Dr. Tadjuddin Chalid.

Click Here

“Sudah beberapa hari saya di wisma Rumah sakit ini, istri saya dirawat medis, anak ke 2 saya selamat dan anak pertama saya perempuan dengan ciri, rambut cepak, body semampai, usia 18 tahun kelas 2 SMU, dengan sifat tomboy, hingga saat ini belum bertemu, terakhir anak saya pamit ke acara adat palunamoni, padahal saya sudah larang, tapi dia tetap pergi. Disitu terakhir saya melihat dia,”dengan wajah tegar, tegas Anto (44), korban selamat asal kampung lere, Palu.

Dikamar lain, tepatnya kamar 5 wisma RS. Dr. Tadjuddin Chalid, bercerita salah satu korban selamat,”sebelum kejadian saya berada di lantai 2 STMIK Bina Mulia Palu, mengingat saya tenaga pengajar disitu, sekitar jam 3 sore terdengar dentuman keras yang lokasinya jauh dari saya, diwaktu bersamaan ada sms dari BMKG bahwa ada gempa dengan besaran 5,2 skala richter, berselang lama, sebelum mahgrib, terjadi gempa yang besar disusul seketika tsunami, kami diarak sama warga ke dataran tinggi, daerah poboya hingga dievakuasi sampai ke makassar,”penjelasan Irmawati(34).

irmawati (34) mengenakan tudung warna gelap bersama sang adik, Nurhayati (33) dan korban selamat lainnya

Ditambahkan Irmawati,”saya sangat berterima kasih pada masyarakat Makassar, disini kami seperti bukan orang lain atas kebaikan mereka, selain kami sudah tidak memiliki barang berharga lagi, tapi disini kami dicukupkan segalanya atas kemurahan hati para relawan khususnya dari pihak rumah sakit yang siap menampung saya dengan Nurhayati, adik saya yang sedang mengandung 8 bulan berjalan, sekaligus jadi kado istimewa buat adik saya, karena genap usia 33 tahunnya,” tutup Irmawati, dengan nada sedu, sabtu(6/10/2018).

(iwan)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d