Politik

Arqam Azikin Minta Kepada JK Agar Bersikap Netral

×

Arqam Azikin Minta Kepada JK Agar Bersikap Netral

Sebarkan artikel ini
                             Arqam Azikin

MAKASSAR, SEKILAS INDONESIA- Sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla harus berdiri netral. Tidak  boleh secara aktif memihak atau mendukung kepada salah satu pasangan dalam Pilpres 2019. Hal ini disampaikan oleh Pengamat politik dan Kebangsaan, Arqam Azikin.

Sedari itu, Arqam Azikin menyarankan agar politisi senior Partai Golkar lebih baik tidak masuk dalam anggota maupun tim pemenangan  pasangan Jokowi- Ma’ruf Amin Dan Prabowo Subianto-Sandi, jika ia memilih untuk masuk ini sangat bertentangan dengan etika politik.

Click Here

Menurutnya di dalam UU atau PKPU tidak ada larangan jika wakil presiden menjabat anggota atau ketua tim sukses. Namun jika berbicara etika ini sangat bertentangan.

“Wakil Presiden tidak pantas untuk menjadi timses Jokowi atau pasangan Jokowi Ma’aruf Amin bukan karena melanggar UU atau PKPU, tapi ada fatsun politik yang membuat jabatan Wapres tidak mudah untuk kemudian diklaim secara politik oleh pasangan capres atau cawapres,” jelasnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan JK memiliki fungsi yang sangat penting jika nanti menjelang Pilpres 2019 Jokowi mengajukan cuti. JK lah yang akan menggantikan posisi Jokowi sebagai Kepala Negara.

Jika dia menjabat anggota atau ketua tim pemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto berarti dia harus juga cuti pada masa kampanye. Jika ini benar-benar terjadi maka bangsa yang besar ini akan berpotensi terjadi kekosongan kekuasaan.

Dia meminta kepada Jusuf Kalla untuk lebih mementingkan bangsa yang lebih besar. Jangan mengedepankan kepentingan politik praktis bersifat sementara.

“Kepentingan bangsa yang diletakan di jabatan presiden dan wakil presiden akan terganggu ketika kemudian mereka sibuk dengan kepentingan memenangkan capres dan cawapres tertentu,” ujarnya. Jumat (31/8)

Dengan bersikap netral, lanjutnya, JK dapat terhindar dari ancaman pasangan calon Kepala Negara, terutama kubu petahana, untuk dimutasi dan dimanfaatkan sebagai alat politik.

“Jangan jadi tim sukses sehingga tidak ada lagi yang dapat begitu, walaupun tentu calon yang bisa mengancam pasti yang incumbent (petahana), karena yang bukan incumbent tidak ada aparatnya,” tambahnya.

Netralnya Jusuf Kalla lebih banyak manfaatnya sebagai Wakil Presiden RI secara utuh dibanding merangkap masuk dalam posisi Dewan Pengarah Timses Capres.

Biarkanlah Jusuf Kalla menjalankan tugas negara tanpa embel-embel warna tim sukses, agar Jusuf Kalla menghabiskan tugas Kebangsaannya dengan tetap tegak dan terhormat di mata Rakyat Indonesia. (Shanty)

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d