EkBis

Bank Indonesia Akhirnya Turunkan Tarif Swap Lindung Nilai

×

Bank Indonesia Akhirnya Turunkan Tarif Swap Lindung Nilai

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, SEKILASINDO.COM — Bank Indonesia (BI) mengaku telah menurunkan tarif swap lindung nilai (swap hedging) beberapa waktu yang lalu. Tujuannya, agar korporasi berminat menukarkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) berupa valuta asing menjadi rupiah.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI telah menurunkan tarif swap hedging satu bulan dari 5 persen menjadi 4,25 persen. Menurutnya, tarif ini sudah sangat kompetitif dibandingkan suku bunga swap pada umumnya yakni 5 persen.

Click Here

Tak hanya itu, ia mencontohkan bahwa tarif swap (swap rate) dengan tenor tiga bulan juga berubah dari 5,2 persen menjadi 4,75 persen.

“Tingkat harganya murah. Kalau mereka butuh rupiah, mereka bisa jual valas melalui swap dengan tingkat (bunga) yang lebih murah,” ujar Perry di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (14/8).

Ia menuturkan, swap valas lindung nilai ini tidak hanya berlaku untuk penukaran dolar AS semata, tetapi juga mata uang seperti euro, yen Jepang, dan yuan China. Swap bisa dilakukan pada pukul 14.00 hingga 16.00, di mana korporasi bisa mendatangi perbankan dan kemudian perbankan akan melakukan reswap dengan BI.

“Kami akan terus komunikasi dengan bank, dan bank pun akan komunikasi dengan kami. Instrumennya sudah kami sediakan, maka korporasi bisa langsung hubungi bank bersangkutan,” papar dia.

Kebijakan swap lindung nilai, imbuh Perry, juga akan tetap dijalankan dengan lelang swap valas dalam rangka pengelolaan likuditas. Jumlah lelang swap valas kini dilakukan tiga kali seminggu, dari semula hanya dilakukan dua kali seminggu.

Dalam lelang swap valas hari ini (14/8), BI telah menghimpun US$540 juta demi menjaga likuditas. BI juga telah menarik dolar sebesar US$260 juta dari lelang serupa sehari sebelumnya.

“Jadi kami sekarang ada dua jenis swap yang kami lakukan dalam sehari. Kalau pagi adalah swap valas dalam rangka pengelolaan likuditas dan sore adalah swap hedging,” paparnya.

Sebelumnya, pemerintah meminta dunia usaha untuk membawa masuk DHE yang diparkir di luar negeri dan menukarkannya ke dalam rupiah. Ini demi meningkatkan cadangan valas yang dimiliki BI serta menguatkan permintaan terhadap rupiah, sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa menguat kembali.

Terlebih, menurut pemerintah, hanya 85 persen dari seluruh DHE masuk ke dalam negeri. Dari jumlah tersebut, hanya 15 persen dari DHE yang ditukarkan ke rupiah.

Saat ini, cadangan devisa per Juli sudah mencapai US$118,3 miliar atau turun drastis dari posisi awal tahun yakni US$131,98 miliar. Ini demi menanggulangi depresiasi rupiah yang sudah mencapai 6,43 persen di waktu yang sama.

Sumber : cnnindonesia

Editor : Admin

Eksplorasi konten lain dari Sekilas Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan Membaca

%d